“Dan persoalannya satu per satu kita tahu. Tadi ada kendaraan yang didesain khusus untuk mereka agar bisa berproduksi, bisa bekerja. Ternyata ada enginer-nya ada desainernya, sampai punya fungsi yang bisa berjalan.
Tadi juga ada yang sekolah di SLB dan butuh bantuan saya kira seperti inilah yang saya harapkan nanti ada bantuan yang bisa diberikan,” imbuhnya.
Komunitas Satu Hati yang kemudian mendapat perhatian dari pemerintah desa setempat itu, berkembang mewadahi para disabilitas dari luar daerah.
“Komunitas ini ternyata tidak hanya (dari) satu desa saja. Ada (orang) dari Boyolali dan Yogyakarta, mereka kumpul di sini. Mereka diperhatikan satu per satu karena memang kebutuhannya beda-beda,” tuturnya.
Tiap satu bulan, komunitas tersebut berkumpul. Salah satunya untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis. “Pemeriksaan rutin dilakukan terus menerus hampir tiap sebulan sekali. Saya kira solidaritas yang bagus banget,” ucapnya.
Selain pada komunitas Satu Hati, Gubernur juga menyampaikan terimakasih kepada pemerintah desa dan pihak terkait, termasuk OPD melakukan pendampingan di desa tersebut.
“Saya terimakasih kepada kawan Kades dan komunitas semuanya ikut membantu. Kerena pendampingannya hebat. Itu yang kita bangga, mendorong mereka sampai bisa mandiri itu tidak mudah, belum tentu pemerintah bisa.
Ini kerjasama dengan komunitas yang sangat peduli dan tugas pemerintah adalah memfasilitasi harus mendukung mereka,” tandasnya.
-