Scroll untuk baca artikel
Sumsel

Bupati DRA Paparkan Inovasi Layanan Kesehatan “SIRINE MUBA”

155
×

Bupati DRA Paparkan Inovasi Layanan Kesehatan “SIRINE MUBA”

Sebarkan artikel ini

SEKAYU, – Bupati Musi Banyuasin (Muba) Dr H Dodi Reza Alex Noerdin menghadiri presentasi dan wawancara kompetisi inovasi pelayanan publik di lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah/BUMN Tahun 2021 secara virtual di Guest House Griya Bumi Serasan Sekate, Jumat (2/7/2021).

Di hadapan Tim Panel Independen Dodi Reza memaparkan inovasi Pemerintah Kabupaten Muba yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan di luar gedung secara langsung, baik dalam kasus darurat maupun non darurat dengan cepat, tepat, transparansi dan akuntabel, yaitu “SIRINE MUBA”.

“Alhamdulillah, Kabupaten Muba masuk menjadi salah satu nominator Top 99 dengan programnya SIRINE MUBA,” ucap Dodi.

Saat pemaparan, Bupati Dodi Reza turut didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Muba Drs H Apriyadi MSi, Kepala Dinas Kesehatan dr Azmi Dariusmansyah MARS, Kepala Bagian organisasi  Drs Achmad Kundari MSi dan Kepala Dinkominfo Muba diwakili Kepala Bidang Aptika Jerry Rinoldy ST MT yang hadir secara virtual.

Menurut Dodi, inovasi SIRINE MUBA dilatarbelakangi, masih tingginya angka kasus kejadian dan kematian kecelakaan lalu lintas, angka kasus kematian AKI di tahun 2018 , masih ditemukan kasus sudden death tahun 2018 sebanyak dua kasus dan kasus fraud (case pungli rujukan ambulance/klaim fiktif).

“Program SIRINE MUBA punya dasar hukum yaitu Permenkes No 19 tahun 2016 tentang SPGDT, Perbud Muba No 103 Tahun 2019 pembentukan PSC 119, Keputusan Kadinkes Muba No 438 tahun 2020 tentang tim PSC 119 Kabupaten Muba dan Keputusan Kadinkes Muba No 041b Tahun 2021 tentang SIRINE MUBA,”bebernya.

Kepala daerah inovatif ini juga menjelaskan implementasi inovasi SIRINE MUBA, berupa aplikasi pengembangan dari aplikasi sebelumnya yakni emergency button (EB) dengan cara memencet tombol gawat darurat pada aplikasi, kemudian operator yang bertugas 24 jam akan merespon dan segera mengirimkan bentuan medis yang dibutuhkan.

Dirinya menambahkan, untuk Sumber Daya PSC 119 ‘SIRINE MUBA’ meliputi, gedung, peralatan dan perlengkapan kantor, anggaran (operasional dan dana klaim), SDM yang terlatih dan terampil, ambulans jenazah (RS dan kecamatan), armada ambulan jaringan, armada ambulan PSC, ambulan motor, internet dan bus Tayo.

“Banyak dampak positif setelah ada inovasi SIRINE MUBA ini. Kalau sebelumnya service Panggilan Gawat Darurat hanya bisa menghubungi RS/puskesmas terdekat, call center 119 Pusat dan Dinkes tidak 24 jam. Sedangkan dengan Sirene Muba ini cukup telpon melalui no 0812 3000 119 atau melalui aplikasi SIRINE MUBA dan operator siap 24 jam,”pungkas Dodi.

Lanjutnya, “service home care kalau sebelumnya ada tapi bayar karena bersifat pribadi namun dengan SIRINE MUBA, petugas PSC 119 bisa mendatangi langsung rumah pasien dan pelayanan gratis,”sebutnya.

Dodi juga menjelaskan strategi keberlanjutan inovasi SIRINE MUBA yaitu, jumlah call yang tinggi, adanya regulasi baik pusat/daerah, memperbanyak kerjasama ambulan, tersedianya anggaran operasional, SDM yang handal, terampil dan profesional, menambah bus Tayo untuk rute baru serta prestasi akan memberikan kebanggaan bagi pemda.

“Inovasi pelayanan kesehatan ini mempunyai potensi untuk diterapkan di daerah lain sepanjang karakteristik daerahnya sama, pemerintah pusat dapat menjadikan barometer di tingkat provinsi dalam upaya memaksimalkan Program PSC 119, dan seiring waktu bertambah majunya suatu daerah kejadian kegawatdaruratan akan meningkat dan tuntutan masyarakat akan pelayanan yang baik dan profsional pasti tinggi juga,”ucapnya.

Persentasi dilanjutkan dialog dari Tim Panel Independen (TPI) KIPP Tahun 2021 kepada Bupati Muba terkait Inovasi program yang disampaikan. Tim panel independen beranggotakan beberapa akademisi dari beberapa perguruan tinggi dan juga peneliti. Seperti Guru Besar UNPAD JB Kristiadi, Guru Besar FISIP UI Eko Prasojo, Peneliti senior Pusat Penelitian Politik-LIPI Siti Zuhro, mantan Wakil Ketua KPK Erry Hardjapamekas serta beberapa akademisi dan peneliti lainnya.

-

Baca artikel kami di GOOGLE NEWS

Tinggalkan Balasan