“Tantangan saat ini adalah membangun ekosistem yang komperhensif, dalam implementasi smart city dan Jangan lupa fokus utama pembangunan mencapai standar pelayanan minimal (SPM),” tegas Sahrizal.
Acara ini menghadirkan empat narasumber kompeten, pertama, Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana, Nanik Nurwati, SE., M.Si, menyampaikan bahwa penerapan SPBE untuk wujudkan layanan digital nasional dilaksanakan dengan prinsip keterpaduan dan interoperabilitas yang dilaksanakan melalui penerapan arsitektur SPBE dgn tematik layanan berdasarkan proses bisnis sektor.
“Pembangunan dan pengembangan aplikasi SPBE, diarahkan menjadi platform digital yang terpadu melalui pembentukan integrated e-services, untuk menjadi bagian Layanan Digital Nasional,” terang dia.
Selanjutnya,tambahnya, dalam operasional platform digital pemerintah bisa berbagi pakai sesuai prioritas reformasi birokrasi tematik yakni pengentasan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan administrasi pemerintahan.
Sedangkan narasumber kedua, Ketua Dewan TIK Nasional Dr Ing Ilham Akbar Habibie, MBA menyampaikan SPBE merupakan tools yang bersifat top down sedangkan living lab bersifat kolaboratif dengan inisiatif lebih inklusif. Menurut dia keterpaduan antara SPBE dan living lab yaitu saling melengkapi.
Dalam tingkat aplikasi, hadir Sekda Pemkab Sumedang Drs. Herman Suryatman, M.Si yang mengenalkan platform living lab untuk sharing knowledge.
Herman menjelaskan konsep berbagi pengetahuan terkait peningkatan indeks SPBE, Pemkab Sumedang menyediakan platform living lab yang bisa dimanfaatkan peserta kabupaten/kota untuk bergabung dalam platform tersebut, tujuannya adalah kemudahan berbagi pengetahuan, pengalaman dan evidence.
-